Senin, 24 Juni 2013

Koefisien Korelasi

Statistika merupakan ilmu yang digunakan untuk ‘membaca’ dan data, tak terkecuali tentang hubungan antara dua data. Hubungan besar derajat pengaruh dua data tersebuditafsikan secara numerik dengan koefisien korelasi, atau yang sering dikenal kita dengan koefisien ‘r’.

Contoh misalkan ketika kita akan melihat pengaruh tingkat penggunaan pupuk Urea dengan hasil panen ikan bandeng, tingkat padat penebaran dengan PBB ikan, maupun banyaknya plankton dalam kolam dengan kecepatan pertumbuhan ikan. Semua pengaruh hubungan tersebut dapat ditafsirkan dengan koefisien korelasi.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya Koefisien korelasi (r) dapat melihat kuat lemahnya hubungan antara dua variabel.  Besar koefisien korelasi :

1. Jika r berada kisaran antara 0 dengan (+1) : korelasi positif (direct correlation)

2. Jika r berada kisaran antara 0 dengan (–1) : korelasi negatif (inverse correlation)

3. Jika r = 0 à antara 2 variabel tidak ada korelasi

4. Jika r = +1 à antara 2 variabel berkorelasi positif sempurna

5. Jika r = -1 à antara 2 variabel berkorelasi negatif sempurna

.

Biasanya nilai r tidak persis 0, +1 atau –1. Tetapi berada kisaran -1 < 0 < 1 (tabel diatas digunakan untuk plus maupun minus)



                Rumus




Contoh misalkan kita akan menghitung tingkat hubungan pakan lele ( Kg ) dengan produksi Lele sebagai berikut :
Dari tabel diatas kita bisa melakukan perhitungan  nilai koefisien korelasi sebagai berikut


               



Diperoleh r = 0,98 sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa banyaknya pakan berperngaruh kuar terhadap besarnya produksi lele. (wan_se83@yahoo.co.id) 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar