Selasa, 09 Juli 2013

Skala Pengukuran

Kedudukan Data dalam Statistika sangat penting. Karena dengan data tersebut kita dapat mengasilkan sebuah kesimpulan yang representative. Kesimpulan yang representatif  hanya dapat dicapai dengan mengenal data yang akan kita teliti dan mengunakan metode (yang cocok untuk menghasilkan kesimpulan) dengan data yang kita peroleh dan tujuan yang kita harapkan.
Ilmu statistika menengenal sebuah skala pengukuran, dimana pengukuran yang dimaksud merupakan suatu proses dimana suatu angka atau symbol diletakan pada karakteristik atau sifat suatu stimulasi sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah ditetapkan. Skala pengukuran dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu, skala nominal, ordinal, interval dan rasio.
Berikut ini penjelasan keempat jenis skala pengukuran tersebut.


A.  Skala Nominal (Nominal Scale)
       Skala nominal merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, atau kelompok dari suatu subyek. Misalnya ketika kita menanyakan dari responden tentang jenis kelamin mereka pastilah jenis tersebut laki-laki atau perumpuan, ukuran biasanya dikonfersi laki-laki = 1 dan perempuan = 2, atau sebaliknya. Nilai tersebut tidak menadakan bahwa 1 untuk laki-laki lebih besar dari nilai 2 untuk perempuan atau sebaliknya.
Intinya bahwa Skala Nominal merupakan bentuk penomoran symbol saja, tidak menyatakan nilai lebih besar atau kecil, lebih kuat atau lemah. Dengan Ciri-ciri :
  1. Tidak dijumpai bilangan pecahan.
  2. Angka yang tertera hanya label.
  3. Tidak mempunyai urutan.
  4. Tidak mempunyai nol mutlak.
B.  Skala Ordinal (Ordinal Scale)
       Skala ordinal mengkategorikan variable-varibel ke dalam kelompok yang menandakan  rangking terhadap kategori tersebut. Misal kita ingin mengukur preferensi responden terhadap merek Deterjen AB, SP, RN, dan B1. Kita dapat meminta responden untuk melakukan rangking terhadap merek Deterjen mineral yaitu dengan memberi angka 1 untuk merek yang paling disukai, angka 2 untuk rangking kedua dst. Perbedaan angka antara merek satu dengan yang lainnya sama, kita tidak dapat menentukan seberapa besar nilai preferensi dari satu merek terhadap merek lainnya. Jadi kategori antar merek tidak menggambarkan perbedaan yang sama (equal differences) dan ukuran atribut. Pengukuran seperti ini dinamakan skala ordinal dan data yang dapat dari pengukuran ini disebut data ordinal. Uji statistik yang sesuai dengan untuk skala ordinal adalah modus, median, distribusi, frekuensi, dan statistik non-parametrik seperti rank order correlations. Variabel yang diukur dengan skala nominal dan ordinal umumnya disebut variable non-parametrik atau variable non-metrik. Mungkin akan lebih jelas kedepannya kita akan menpublikasikan metode-metode statistika ketika berhubungan dengan data ordinal.

C. Skala Interval (Interval Scale)
Skala interval diaplikasikan untuk data yang dapat diurutkan, dan perbedaan antara dua nilai dapat dihitung dan diinterpretasikan. Skala ini menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama, namun nilai titik nol-nya relatif.
       Misalnya ukuran suhu dalam derajat celcius, Kelvin, atau yang lainnya merupakan contoh data dalam ukuran skala interval. Karena nilai suhu nol derajat celcius bukan menandakan bahwa suhu tersebut suhu terkecil karena bernilai nol.
       Jika kita berasumsi bahwa urutan kategori menggambarkan tingkat preferensi yang sama, maka kita dapat mengatakan bahwa perbedaan preferensi responden untuk dua merek detejen yang mendapat ranting 1 dan 2 adalah sama dengan perbedaan preferensi untuk dua merek lainnya yang memiliki rating 4 dan 5. Namun demikian kita tidak dapat menyatakan bahwa preferensi responden terhadap merek yang mendapat rating 5 nilainya lima kali preferensi untuk merek yang mendapat rating 1. Skala pengukuran seperti di atas disebut dengan skala interval. Uji statistik yang sesuai untuk jenis pengukuran skala ini adalah semua uji statistik, kecuali yang mendasarkan pada rasio seperti koefisien variasi.

D. Skala Rasio (Ratio Scale)
       Skala rasio adalah interval dan memiliki nilai dasar (based value) yang tidak dapat dirubah. Misalkan umur responden memiliki nilai dasar nol. Skala rasio dapat ditransformasikan dengan cara mengalikan dengan konstanta karena hal ini akan merubah nilai dasarnya.
       Oleh karena skala rasio memiliki nilai dasar, maka pernyataan yang mengatakan “Umur Amir dua kali umur Tono” adalah valid. Data yang dihasilkan dan skala rasio disebut data rasio dan tidak ada pembatasan terhadap alat uji statistik yang sesuai. Variabel yang diukur skala interval dan disebut variable metrik.
       Skala rasio merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat jarak dan perbandingan construct yang diukur. Skala rasio menggunakan nilai absolut, sehingga memperbaiki kelemahan skala interval yang menggunakan nilai relatif. Nilai uang atau ukuran berat merupakan contoh pengukuran dengan skala ratio. Nilai uang sebesar 1 juta rupiah merupakan kelipatan sepuluh kali dari nilai uang seratus ribu rupiah. Jika berat badan seseorang adalah 70 kilogram sama dengan dua kali lipat dari orang yang memiliki berat badan 35 kg. Skala ratio banyak digunakan dalam penelitian-penelitian akuntansi dan manajemen keuangan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar